Rabu, 23 Juli 2008

Makna 100 Tahun Kebangkitan Nasional

















Pada tanggal 20 Mei setiap tahunnya biasanya kita peringati sebagai hari Kebangkitan Nasional. Dimana-mana bisa kita lihat berbagai acara dan kegiatan tentang peringatan hari kebangkitan nasional ini. Tak terasa pada tahun 2008 ini genap sudah satu abad kita memperingatinya. Apakah dengan umur yang lumayan tua, negara kita telah benar-benar bangkit? Atau malahan terpuruk?


Kebangkitan Nasional berawal dari suatu gerakan organasisasi modern pertama di Indonesia yang dipelopori oleh para mahasiswa kedokteran Indonesia pada waktu itu (1908). Munculnya Budi Utomo merupakan kebangkitan pemikiran dan menjadi tempat tumbuhnya “bibit nasionalisme” yang menyebar menjadi motor dan organisasi pergerakan kemerdekaan Indonesia. Gerakan ini merupakan tonggak sejarah awal pengerakan bangsa Indonesia. Banyak pro dan kontra dari masyarakat tentang kapan mulai ditetapkannya hari kebangkitan nasional. Ada yang mengatakan pada tahun 1908, ada yang mengatakan pada saat berdirinya Syarekat Islam (1905) ada juga yang mengatakan lebih tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1928 (Hari sumpah pemuda).

Bagi saya yang penting adalah bukan mempermasalahkan kapan sebenarnya tanggal yang tepat untuk dijadikan hari kebangkitan nasional. Yang paling penting adalah mewujudkan cita-cita bangsa ini menjadi bangsa yang besar, yang maju yang sejajar dengan bangsa lain.

Kebangkitan nasional hendaknya dijadikan momentum yang tepat untuk mengevaluasi diri, sejauh mana bangsa ini telah melangkah, sejauh mana hasil yang telah didapat, apa-apa yang harus dibenahi guna mewujudkan cita-cita kemerdekaan yaitu menjadi Indonesia yang maju, sejahtera, adil dan makmur.

Kita semua merasakan bahwa bangsa ini belum sepenuhnya bangkit secara besar, seperti pada masa lalu. Sebut saja keberanian kita untuk menjadi bangsa yang merdeka, keluar dari bangsa yang ditindas dengan diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia. Masih banyak permasalahan-permasalahan bangsa yang harus ditangani dengan serius, masih banyak hal-hal yang harus diperbaiki.

Segi Kedaulatan Negara

Bangsa kita adalah bangsa yang besar. Indonesia adalah negara kepulauan. Dengan keadaan negar maritim, banyak kita harus bisa mempertahankan kedaulatan negara, yaitu batas-batas negara. Pulau-pulau yang masuk dalam negara kita tidak semestinya diserahkan kepada negara lain, karena pulau-pulau itu merupakan tanah air kita, tumpah darah kita yang harus kita junjung dan pertahankan.

Segi Hankam

Kita tahu bahwa pertahanan keamanan negara merupakan sesuatu yang amat penting. Lemah kuatnya pertahanan kemanan suatu negara, menunjukkan keberhasilan negara itu. Untuk melindungi negara dan rakyatnya, suatu negara harus memiliki sistem pertahanan keamanan yang memadai. Apakah kita telah memilikinya? Bagaimana bisa kita memilikinya apabila dana untuk mewujudkannya masih kempas-kempis?

Segi Ekonomi

Bidang ekonomi adalah merupakan hal yang mendasar. Keberhasilan suatu negara dapat dilihat dari hasil-hasil pembangunannya. Tentu saja pembangunan dapat terwujud dari pertumbuhan ekomi suatu bangsa. Bangsa kita memang masih terus membangun, namun di bidang ekonomi kita masih tertatih-tatih. Dengan kenaikan harga minyak dunia saja, bangsa kita sangat sulit mengatasinya. Menaikkan harga BBM adalah seperti pilihan satu-satunya saja. Kita tahun bahwa menaikkan BBM dapat membawa masalah-masalah baru di bidang sosial. Bangsa ini seperti dari tahun ke tahun tidak pernah belajar dari pengalaman-pengalaman masa lalu. Kita harus bisa mengambil suatu langkah yang besar. Langkah yang berani dalam mengambil keputusan. Kebijkan yang diambil janganlah seperti kebijakan yang dikendalikan oleh negara lain, oleh suatu kelompok atau kepentingan beberapa pihak. Masih banyak infrastruktur rakyat yang harus diperbaiki, dibangun. Masih banyak rakyat yang belum menikmati pendidikan, kesehatan, bahkan kebutuhan primer yang semestinya dapat dirasakan oleh rakyat.

Segi Peradaban dan Kebudayaan

Dalam bidang peradaban dan kebudayaan, terutama bidang mental dan moralitas, apakah setelah 62 tahun bangsa kita merdeka kita menjadi lebih beradab, bermoral? Maju atau mundur? Apakah KKN sudah menjadi kebudayaan baru bangsa kita? KKN bahkan sudah mendarah daging dan sudah menjadi gaya hidup para elit kita. Kita tahu hal ini sudah berlangsung lama? Mengapa? Karena rusaknya moral suatu bangsa dan tidak adanya keseriusan dari pemerintah. KKN harus diberantas mulai dari atas hingga ke akar-akarnya. Bila indonesia mau berubah, jangan biarkan KKN hidup di bumi pertiwi.

Harapan

Mudahan-mudahan dengan memperingati 100 tahun kebangkitan nasional ini, kita bisa mengambil hikmahnya. Kita wujudkan dalam semua aspek kehidupan. Berkarya dan berkreasi di bidangnya. Jadikan Indonesia ini menjadi bangsa yang besar, yang maju dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Memilik rakyat yang aman, makmur, damai dan sejahtera. Hendaknya semua elemen terlibat dalam kebangkitan ini, tidak hanya dari linkungan bawah tapi juga dari lini atas, para pejabat, para birokrat benar-benar serius dalam membangun bangsa ini.

DENGAN SEMANGAT 100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL
KITA TINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
MENUJU INDONESIA YANG DAMAI, ADIL, DEMOKRASI DAN SEJAHTERA

BANGKITLAH BANGSA INDONESIA...!

Bangkitlah Indonesiaku!

bendera indonesia

Bangkit. Bukan Daniel Subangkit, sahabat saya yang kebetulan lahir pada hari kebangkitan nasional tetapi kata ”bangkit” itu sendiri. Apa definisi dari kata bangkit?

Beberapa hari yang lalu, kita memperingati 100 tahun hari kebangkitan nasional. Banyak event diselenggarakan. Dari yang kecil sampai ke event besar. Ada yang menjadikannya hanya sebagai ajang promosi, tetapi banyak juga yang dibuat untuk kembali mengingatkan dan memberi semangat agar kita, bangsa Indonesia, bangkit.

Jadi apa itu bangkit? Bangkit itu bangun, mencoba kembali berdiri dari keterpurukan. Apabila kita diajak untuk kembali bangkit, maka perlu kita sadari bahwa selama ini kita terpuruk. Bangsa kita sedang berada di titik yang rendah, yang banyak sekali dilanda masalah, dan masih perlu banyak sekali perbaikan sana-sini.

Aku disini bukan untuk membahas masalah-masalah itu, karna aku yakin, tanpa aku perlu menambahkan, sudah banyak sekali yang membahas masalah-masalah bangsa ini. Bahkan aku dulu pernah mendengar seseorang berkata bahwa ”bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka sekali mengejek dirinya sendiri”.

Tapi aku ingin berbagi sedikit pengalaman yang kemarin aku dapatkan sewaktu ikut rombongan ESQ Jogja pergi ke Jakarta untuk menghadiri acara ”100 Tahun Kebangkitan Nasional, Menuju Indonesia Emas 2020”. Banyak sekali pelajaran berharga yang aku dapatkan disana.

Acara itu sendiri diadakan selama dua hari, tanggal 19-20 Mei. Dan acara puncaknya adalah hari kedua tanggal 20 Mei. Dimulai dengan pagi harinya, kita mengadakan gerak jalan yang dihadiri, subahanallah, sekitar 20ribu orang dari seluruh Indonesia. Dan juga dihadiri oleh beberapa tokoh negara seperi Pak Menpora, Adyaksa Dault. Dan juga banyak sekali acara lainnya yang tak kalah menarik. Selain acara yang diselenggarakan oleh FKA ESQ, ada beberapa acara yang tak kalah besar yang diselenggarakan di Jakarta. Belum lagi di kota-kota lain di Indonesia.

Yang perlu dilihat disini bukan seberapa besar acara itu dan seberapa banyak orang ikut, tapi antusiasme yang diperlihatkan menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang bersemangat untuk memperbaiki negeri ini. Ini adalah salah satu indikator ”kegelisahan nasionalisme” yang dulu juga dirasakan pemuda-pemuda Indonesia sebelum tahun 1908.

Pernah dalam satu ketika, aku melihat orang yang tepuk tangannya semangat sekali sewaktu acara indoor berlangsung. Aku ingin tertawa, karna merasa tak ada yang lucu dan tak ada yang perlu untuk diberi tepuk tangan karena kebetulan saat itu tak ada orang lain yang bertepuk. Tapi saat itu juga aku langsung tersadar, ’Wah, orang ini semangat sekali’. Aku langsung merasa malu sudah menertawakannya tadi.

Optimisme. Itulah yang ditunjukkan orang itu. Dia tak peduli orang menertawakan dia. Dia mengikuti acara dengan semangat, fokus dan mendengarkan dengan semangat juga. Aku ingat perkataan Pak Ary, yang (kira-kira seperti ini) mengatakan bahwa orang mungkin akan menertawakan kita, yang bermimpi bisa mewujudkan Indonesia Emas. Tidak mungkin bisa! Tapi kita tak peduli. Yang kita tau, kita terus berusaha. Berusaha dan berusaha. Berusaha melakukan yang terbaik. Andai perjuangan kita terhenti, nanti ada teman-teman kita dan generasi penerus kita yang melanjutkannya.

Apakah menurutku Indonesia yang lebih baik akan terwujud? Ya, InsyaAllah. Kita akan terus berusaha. Karna aku yakin, bukan cuma Pak SBY, Pak Ary Ginanjar, pemimpin-pemimpin yang baik dan aktivis-aktivis yang memimpikan hal ini, tapi juga aku dan kamu.

Ayo sahabat, kita berbuat. Mari kita perbaiki mulai dari diri kita. Manusia tak ada yang sempurna tapi jangan pernah berhenti berusaha menyempurnakan dirimu. Kita berbenah dan terus berbenah. Kita junjung nilai-nilai yang merupakan fitrah kita sebagai manusia. Kita berusaha untuk terus menaati sunatullah. Demi terwujudnya Indonesia yang lebih baik. Amin.

Hari Kebangkitan Nasional

 

Peringatan 100 tahun Kebangkitan nasional disaksikan dengan kepiluan. Kekuasan neoliberal sudah menguasai bangsa ini.

Proses penjualan dan penghambaan pada asing telah merambah ke semua lini perekonomian dan sumber daya alam bangsa Indonesia. Pasokan solar dan batubara PLN oleh Shell dan swasta, hadir di depan mata. Ada 3 juta tabung gas akan dipasok China, dan perusahaan negara Krakatau Steel siap diserahkan ke Mittal.

Masihkah bangsa ini mandiri?????. Kondisi ini diperburuk lagi oleh keadaan 40 BUMN yang siap dijual, padahal BUMN adalah yang mengelola hajat hidup orang banyak. Jika dijual, dimana posisi Negara yang jelas menguasai hajat hidup orang banyak itu??? Jika gak mampu, mendingan rakyat memilih, dibiarkan saja sumber alam itu untuk generasi berikutnya.

Tambang NNT Batu hijau untuk Newmont dan swasta nasional baik BUMN dan BUMD harus puas hanya menjadi penonton. Cepu diserahkan bagi kejayaan Exxon, dan Natuna juga dijadikan sesajen untuk Exxon. Pada lingkup Jepara yang memiliki Kepulauan Karimunjawa yang molek bak perawan seksi, jangan-jangan juga akan dijadikan pulau dagangan semacam wanita penghibur bagi bangsa asing.

Kemandirian???? Itu juga yang mestinya kita gugat pada Persijap yang lagi-lagi belum mampu melepaskan kerangkeng dan mitos bahwa orang asing lebih pintar daripada kita sendiri. Kapan Persijap bias mandiri kalo APBN yang berjumlah 10 milyar itu justru untuk mayoran bagi pemain asing…..

Rakyat, menantikan bukti dari pemerintah, bahwa bangsa ini bisa bangkit dan bukan menjadi bangkrut. Kita ingin percaya pemerintah akan membawa kebangkitan bagi bangsa ini. Tapi, penggelapan pajak oleh Adaro, Asian Agri, Indosat bebas tanpa proses hukum. Belum lagi obligor BLBI pengemplang ratusan triliun uang rakyat masih hidup bebas dan semakin kaya. Bagaimana bisa percaya pemerintah

Sedih melihat rakyat dan kita sendiri yang tampaknya sudah cukup puas dengan pidato, perayaan-perayaan dan retorika dari para tirani penjual bangsa ini.